Lapet adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari Sumatera Utara, Indonesia. Lapet terbuat dari tepung beras, kelapa parut, dan gula aren yang dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang.
Lapet terdiri dari dua jenis, yaitu lapet beras dan lapet ketan. Lapet beras memiliki tekstur yang lebih lembut dan berwarna putih, sedangkan lapet ketan memiliki tekstur yang lebih kenyal dan berwarna cokelat.
Lapet biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau camilan di antara waktu makan. Lapet memiliki rasa yang manis dan gurih, serta aroma yang khas dari daun pisang. Lapet juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh atau souvenir bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara.
Selain sebagai makanan tradisional, lapet juga memiliki arti lain dalam bahasa gaul atau slang di Indonesia.
Lapet adalah kata yang berasal dari bahasa timur, khususnya bahasa Makassar, yang berarti kotoran atau lendir yang menempel pada alat kelamin laki-laki (penis). Lapet adalah kata yang sangat vulgar dan tidak sopan untuk digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Lapet juga dapat merujuk pada jenis permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak dengan menggunakan batu pipih dan kelereng. Permainan ini mirip dengan permainan gasing atau bekel, namun menggunakan batu pipih sebagai alat untuk memutar kelereng. Permainan ini biasanya dimainkan di tanah lapang atau halaman rumah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa lapet memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada konteks dan budaya tempat kata tersebut digunakan. Lapet adalah salah satu contoh dari kekayaan bahasa dan budaya Indonesia yang patut untuk dipelajari dan dilestarikan.