Apa itu Pendapatan

Pendapatan Adalah: Pengertian, Jenis, Sumber, dan Konsep

Diposting pada 730 views

Pendapatan adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam dunia ekonomi dan bisnis. Namun, apakah Anda tahu apa arti sebenarnya dari pendapatan? Bagaimana cara menghitung dan mengklasifikasikan pendapatan? Apa saja sumber-sumber pendapatan yang ada? Dan apa saja konsep-konsep pendapatan yang perlu Anda ketahui?

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan detail tentang pengertian, jenis, sumber, dan konsep pendapatan. Kami juga akan memberikan contoh-contoh pendapatan dari berbagai bidang usaha. Semoga artikel ini dapat membantu Anda memahami lebih baik tentang pendapatan dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik.

Pengertian Pendapatan

Secara umum, pendapatan dapat diartikan sebagai jumlah uang yang diterima oleh perusahaan atau individu dari kegiatan usaha atau pekerjaan yang dilakukan dalam periode tertentu. Pendapatan biasanya berasal dari penjualan barang atau jasa, bunga, dividen, royalti, sewa, atau sumber lainnya.

Pendapatan merupakan salah satu indikator kinerja keuangan perusahaan atau individu. Semakin besar pendapatan yang diperoleh, maka semakin baik pula kesejahteraan perusahaan atau individu tersebut. Namun, pendapatan tidak sama dengan keuntungan. Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dan biaya atau pengeluaran yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan tersebut.

Berikut adalah beberapa pengertian pendapatan menurut para ahli:

  • Menurut Wikipedia.org, pengertian pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan.
  • Menurut FASB (Financial Accounting Standard Board), adalah arus masuk atau peningkatan lainnya dari aset suatu entitas atau penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari memberikan atau menghasilkan tujuan, memberikan layanan, atau kegiatan lain yang merupakan operasi utama.
  • Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), pengertian pendapatan timbul dalam kegiatan sehari-hari perusahaan dan disebut dengan berbagai nama yang berbeda termasuk penjualan, biaya, bunga, dividen, royalti, dan sewa.
  • Menurut Pengantar Akuntansi, pengertian pendapatan dalam akuntansi adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual. Bagi perusahaan merupakan aliran masuk aktiva atau pengurangan utang yang diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa kepada para pelanggan.
  • Menurut Teori Pengantar Mikro Ekonomi, pengertian pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan dari kekayaan.

Jenis-Jenis Pendapatan

Pendapatan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sumbernya, cara perhitungannya, maupun tujuannya. Berikut adalah beberapa jenis-jenis pendapatan yang umum dikenal:

Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan dalam menjalankan usahanya. Pendapatan operasional biasanya berasal dari penjualan barang atau jasa kepada pelanggan. Pendapatan operasional dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

  • Pendapatan Kotor: Pendapatan dari nilai asli dan faktur penjualan sebelum dikurangi faktor return barang dan potongan penjualan.
  • Pendapatan Bersih: Pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa setelah dikurangi faktor return barang dan potongan penjualan.

Contoh: PT ABC menjual sepatu seharga Rp 100.000 per pasang. Dalam sebulan, PT ABC berhasil menjual 1.000 pasang sepatu. Namun, ada 50 pasang sepatu yang dikembalikan oleh pelanggan karena cacat produksi. Selain itu, PT ABC juga memberikan diskon 10% untuk pembelian minimal 100 pasang sepatu.

Maka,

Pendapatan Kotor = Rp 100.000 x 1.000 = Rp 100.000.000

Pendapatan Bersih = (Rp 100.000 x 950) – (Rp 100.000 x 10% x 100) = Rp 90.500.000

Pendapatan Nonoperasional

Pendapatan nonoperasional adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan di luar operasi utama perusahaan. Pendapatan nonoperasional biasanya bersifat insidental atau tidak tetap. Pendapatan nonoperasional dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

  • Hasil Sewa: Merupakan hasil yang didapat setelah menyewakan suatu objek, misalnya menyewakan rumah atau mobil.
  • Bunga: Merupakan hasil yang didapat setelah meminjamkan uang kepada pihak lain.

Contoh: PT XYZ memiliki gedung perkantoran yang tidak digunakan seluruhnya untuk operasional perusahaan. Sebagian gedung tersebut disewakan kepada pihak lain dengan harga Rp 10 juta per bulan. Selain itu, PT XYZ juga memiliki deposito di bank sebesar Rp 500 juta dengan bunga 6% per tahun.

Maka,

Hasil Sewa = Rp 10 juta x 12 bulan = Rp 120 juta

Bunga = Rp 500 juta x 6% x 12/12 = Rp 30 juta

Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah total pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan) dalam suatu negara dalam periode tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator kesejahteraan ekonomi suatu negara.

Pendapatan nasional dapat dihitung dengan beberapa cara, yaitu:

  • Metode Produk: Menghitung jumlah nilai tambah bruto (Gross Value Added/GVA) dari semua sektor produksi dalam suatu negara.
  • Metode Pengeluaran: Menghitung jumlah total pengeluaran untuk membeli barang dan jasa akhir (final goods and services) dalam suatu negara.
  • Metode Pendapatan: Menghitung jumlah total upah (wages), sewa (rent), bunga (interest), laba (profit), dan pajak tidak langsung (indirect taxes) minus subsidi (subsidies) dalam suatu negara.

Contoh: Berikut adalah data ekonomi makro suatu negara:

SektorNilai Tambah Bruto
PertanianRp 100 triliun
IndustriRp 200 triliun
JasaRp 300 triliun
KomponenNilai
Konsumsi Rumah TanggaRp 400 triliun
InvestasiRp 100 triliun
PemerintahRp 50 triliun
EksporRp 150 triliun
ImporRp 100 triliun
Faktor ProduksiNilai
UpahRp 300 triliun
SewaRp 50 triliun
BungaRp 100 triliun
LabaRp 150 triliun
Pajak Tidak LangsungRp 20 triliun
SubsidiRp 10 triliun

Maka,

Pendapatan Nasional dengan Metode Produk = GVA Pertanian + GVA Industri + G

VA Jasa = Rp 100 triliun + Rp 200 triliun + Rp 300 triliun = Rp 600 triliun

Pendapatan Nasional dengan Metode Pengeluaran = Konsumsi Rumah Tangga + Investasi + Pemerintah + (Ekspor – Impor) = Rp 400 triliun + Rp 100 triliun + Rp 50 triliun + (Rp 150 triliun – Rp 100 triliun) = Rp 600 triliun

Pendapatan Nasional dengan Metode Pendapatan = Upah + Sewa + Bunga + Laba + (Pajak Tidak Langsung – Subsidi) = Rp 300 triliun + Rp 50 triliun + Rp 100 triliun + Rp 150 triliun + (Rp 20 triliun – Rp 10 triliun) = Rp 600 triliun

Dari ketiga cara perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai pendapatan nasional sama, yaitu Rp 600 triliun.

Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap individu dalam suatu negara dalam periode tertentu. Pendapatan per kapita dapat dihitung dengan membagi jumlah pendapatan nasional dengan jumlah penduduk suatu negara.

Pendapatan per kapita juga merupakan salah satu indikator kesejahteraan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pendapatan per kapita, maka semakin tinggi pula tingkat kemakmuran dan kualitas hidup masyarakat suatu negara.

Contoh: Jika pendapatan nasional suatu negara adalah Rp 600 triliun dan jumlah penduduknya adalah 250 juta jiwa, maka pendapatan per kapita negara tersebut adalah:

Pendapatan Per Kapita = Pendapatan Nasional / Jumlah Penduduk = Rp 600 triliun / 250 juta jiwa = Rp 2.400.000

Sumber-Sumber Pendapatan

Pendapatan dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Berikut adalah beberapa sumber-sumber pendapatan yang umum dikenal:

Pendapatan dari Gaji atau Upah

Pendapatan dari gaji atau upah adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang yang bekerja sebagai karyawan atau pekerja di suatu perusahaan atau organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu bulan. Gaji atau upah biasanya ditentukan berdasarkan jabatan, kualifikasi, pengalaman, dan kinerja seseorang.

Contoh: Budi bekerja sebagai guru di sebuah sekolah swasta dengan gaji Rp 5 juta per bulan. Maka, pendapatan Budi dari gaji atau upah adalah Rp 5 juta per bulan.

Pendapatan dari Usaha Sendiri

Pendapatan dari usaha sendiri adalah pendapatan yang diperoleh oleh seseorang yang memiliki atau menjalankan usaha sendiri, baik sebagai pengusaha, profesional, freelancer, atau lainnya. Pendapatan dari usaha sendiri biasanya ditentukan berdasarkan jumlah penjualan barang atau jasa yang dihasilkan dikurangi biaya produksi dan operasional.

Contoh: Andi memiliki usaha laundry kiloan dengan omzet Rp 20 juta per bulan. Biaya produksi dan operasional usaha Andi adalah Rp 10 juta per bulan. Maka, pendapatan Andi dari usaha sendiri adalah Rp 20 juta – Rp 10 juta = Rp 10 juta per bulan.

Pendapatan dari Pendapatan Lain

Pendapatan dari pendapatan lain adalah pendapatan yang diperoleh oleh seseorang di luar dari gaji atau upah dan usaha sendiri. Pendapatan lain biasanya bersifat pasif atau tidak memerlukan banyak usaha atau waktu untuk mendapatkannya. Pendapatan lain dapat berasal dari berbagai sumber, seperti:

  • Hasil Sewa: Pendapatan yang diperoleh dari menyewakan aset berharga, seperti rumah, mobil, tanah, atau lainnya.
  • Bunga: Pendapatan yang diperoleh dari menabung atau menyimpan uang di bank atau lembaga keuangan lainnya.
  • Dividen: Pendapatan yang diperoleh dari memiliki saham atau andil di suatu perusahaan.
  • Royalti: Pendapatan yang diperoleh dari memiliki hak cipta atau lisensi atas suatu karya atau produk.
  • Hadiah: Pendapatan yang diperoleh dari memenangkan suatu kompetisi atau undian.
  • Warisan: Pendapatan yang diperoleh dari menerima harta peninggalan orang tua atau keluarga.

Contoh: Rina memiliki rumah kos-kosan yang disewakan kepada mahasiswa dengan harga Rp 500 ribu per kamar per bulan. Rina juga memiliki deposito di bank sebesar Rp 100 juta dengan bunga 6% per tahun. Selain itu, Rina juga memiliki saham di PT XYZ sebesar 1% dengan dividen sebesar Rp 10 juta per tahun. Maka,

Hasil Sewa = Rp 500 ribu x 10 kamar x 12 bulan = Rp 60 juta

Bunga = Rp 100 juta x 6% x

12/12 = Rp 6 juta

Dividen = Rp 10 juta

Maka, pendapatan Rina dari pendapatan lain adalah Rp 60 juta + Rp 6 juta + Rp 10 juta = Rp 76 juta per tahun.

Konsep-Konsep Pendapatan

Pendapatan dapat dipahami dengan berbagai konsep atau sudut pandang, tergantung pada tujuan dan konteksnya. Berikut adalah beberapa konsep-konsep pendapatan yang perlu Anda ketahui:

Pendapatan Riil dan Pendapatan Nominal

Pendapatan riil adalah pendapatan yang telah disesuaikan dengan tingkat inflasi atau perubahan harga umum dalam suatu periode. Pendapatan riil menggambarkan daya beli atau kemampuan membeli barang dan jasa dari pendapatan tersebut.

Pendapatan nominal adalah pendapatan yang belum disesuaikan dengan tingkat inflasi atau perubahan harga umum dalam suatu periode. Pendapatan nominal menggambarkan nilai uang atau jumlah uang yang diterima dari pendapatan tersebut.

Contoh: Jika gaji Anda pada tahun 2020 adalah Rp 10 juta per bulan dan tingkat inflasi pada tahun tersebut adalah 3%, maka:

Pendapatan Riil = Pendapatan Nominal / (1 + Tingkat Inflasi) = Rp 10 juta / (1 + 0,03) = Rp 9.708.737

Pendapatan Nominal = Pendapatan Riil x (1 + Tingkat Inflasi) = Rp 9.708.737 x (1 + 0,03) = Rp 10 juta

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan riil Anda lebih rendah daripada pendapatan nominal Anda. Ini berarti bahwa daya beli Anda menurun sebesar 3% akibat inflasi.

Pendapatan Bruto dan Pendapatan Neto

Pendapatan bruto adalah pendapatan total yang diterima oleh perusahaan atau individu sebelum dikurangi biaya atau pengeluaran apapun. Pendapatan bruto menggambarkan potensi keuntungan atau laba yang dapat diperoleh dari pendapatan tersebut.

Pendapatan neto adalah pendapatan bersih yang diterima oleh perusahaan atau individu setelah dikurangi biaya atau pengeluaran apapun. Pendapatan neto menggambarkan keuntungan atau laba aktual yang diperoleh dari pendapatan tersebut.

Contoh: Jika omzet usaha Anda pada bulan Januari adalah Rp 50 juta dan biaya produksi dan operasional Anda adalah Rp 30 juta, maka:

Pendapatan Bruto = Omzet = Rp 50 juta

Pendapatan Neto = Omzet – Biaya = Rp 50 juta – Rp 30 juta = Rp 20 juta

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan neto Anda lebih rendah daripada pendapatan bruto Anda. Ini berarti bahwa Anda harus membayar biaya sebesar Rp 30 juta untuk mendapatkan omzet sebesar Rp 50 juta.

Pendapatan Tetap dan Pendapatan Variabel

Pendapatan tetap adalah pendapatan yang jumlahnya tidak berubah atau tetap dalam suatu periode. Pendapatan tetap biasanya berasal dari sumber-sumber yang memiliki kontrak atau kesepakatan tertulis, seperti gaji, sewa, bunga, atau dividen.

Pendapatan variabel adalah pendapatan yang jumlahnya berubah-ubah atau tidak tetap dalam suatu periode. Pendapatan variabel biasanya berasal dari sumber-sumber yang tidak memiliki kontrak atau kesepakatan tertulis, seperti usaha sendiri, royalti, hadiah, atau warisan.

Contoh: Jika Anda bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan dengan gaji Rp 10 juta per bulan dan juga memiliki usaha sampingan sebagai penulis lepas dengan penghasilan bervariasi antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per bulan, maka:

Pendapatan Tetap = Gaji = Rp 10 juta per bulan

Pendapatan Variabel = Usaha Sampingan = Rp 2 juta – Rp 5 juta per bulan

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan tetap Anda lebih stabil daripada pendapatan variabel Anda. Ini berarti bahwa Anda memiliki sumber pendapatan yang pasti setiap bulannya, tetapi juga memiliki peluang untuk mendapatkan pendapatan tambahan dari usaha sampingan Anda.

FAQ tentang Pendapatan

Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan tentang pendapatan:

Apa bedanya pendapatan dan penghasilan?

Pendapatan dan penghasilan adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari kegiatan usaha atau pekerjaan, sedangkan penghasilan adalah jumlah uang yang tersisa setelah dikurangi pajak dan iuran.

Contoh: Jika gaji Anda sebelum dipotong pajak dan iuran adalah Rp 10 juta per bulan, dan pajak dan iuran yang harus Anda bayar adalah Rp 1 juta per bulan, maka:

Pendapatan = Gaji Kotor = Rp 10 juta per bulan

Penghasilan = Gaji Bersih = Rp 10 juta – Rp 1 juta = Rp 9 juta per bulan

Apa itu pendapatan pasif?

Pendapatan pasif adalah pendapatan yang diperoleh tanpa memerlukan banyak usaha atau waktu untuk mendapatkannya. Pendapatan pasif biasanya berasal dari sumber-sumber yang memiliki aliran kas masuk secara terus-menerus atau berkala, seperti hasil sewa, bunga, dividen, royalti, atau lainnya.

Contoh: Jika Anda memiliki rumah kos-kosan yang disewakan kepada mahasiswa dengan harga Rp 500 ribu per kamar per bulan, maka Anda akan mendapatkan pendapatan pasif sebesar Rp 500 ribu x jumlah kamar x 12 bulan setiap tahunnya tanpa harus bekerja keras untuk mengurus rumah kos-kosan tersebut.

Bagaimana cara meningkatkan pendapatan?

Ada banyak cara untuk meningkatkan pendapatan, baik dari sumber-sumber yang sudah ada maupun dari sumber-sumber baru. Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda coba:

  • Tingkatkan kualitas dan kuantitas barang atau jasa yang Anda tawarkan kepada pelanggan. Anda dapat melakukan riset pasar, inovasi produk, promosi efektif, atau meningkatkan layanan purna jual.
  • Cari sumber-sumber pendapatan lain yang sesuai dengan minat, bakat, atau kemampuan Anda. Anda dapat mencoba usaha sampingan, investasi, atau hobi yang menghasilkan uang.
  • Hemat biaya atau pengeluaran yang tidak perlu atau tidak produktif. Anda dapat membuat anggaran keuangan, membandingkan harga sebelum membeli barang atau jasa, atau menggunakan barang bekas yang masih layak pakai.
  • Belajar dan mengembangkan keterampilan atau pengetahuan baru yang dapat meningkatkan nilai diri Anda. Anda dapat mengikuti kursus online, membaca buku, atau bergabung dengan komunitas profesional.
  • Berikan nilai tambah atau manfaat lebih kepada orang lain yang dapat memberikan imbalan kepada Anda. Anda dapat memberikan donasi, sukarela, atau berbagi ilmu kepada orang-orang yang membutuhkan.

Kesimpulan

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan atau individu dari kegiatan usaha atau pekerjaan yang dilakukan dalam periode tertentu. Pendapatan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sumbernya, cara perhitungannya, maupun tujuannya. Pendapatan juga dapat dipahami dengan berbagai konsep atau sudut pandang, tergantung pada tujuan dan konteksnya.

Pendapatan merupakan salah satu indikator kinerja keuangan perusahaan atau individu. Semakin besar pendapatan yang diperoleh, maka semakin baik pula kesejahteraan perusahaan atau individu tersebut. Namun, pendapatan tidak sama dengan keuntungan. Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dan biaya atau pengeluaran yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan tersebut.

Baca juga: