Bookkeeper adalah seorang ahli pembukuan yang bertugas mencatat transaksi keuangan harian perusahaan, seperti penjualan, pengeluaran, dan pembelian. Bookkeeper berbeda dengan akuntan, yang bertugas membuat laporan keuangan dan melakukan pemeriksaan pajak. Bookkeeper membantu pekerjaan akuntan dengan menyediakan data transaksi yang akurat dan terorganisir.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bookkeeper, mulai dari pengertian, tugas, syarat, hingga cara memilih bookkeeper yang tepat untuk perusahaan.
Pengertian Bookkeeper
Bookkeeper adalah seseorang yang menyiapkan akun atau media untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan serta mendokumentasikan seluruh transaksi keuangan harian. Bookkeeper menggunakan metode pembukuan double-entry atau entri ganda, yaitu mencatat setiap transaksi ke dalam dua akun berbeda, yaitu debit dan kredit.
Bookkeeper juga bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan transaksi dan laporan keuangan perusahaan. Bookkeeper harus memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan benar, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak ada kesalahan atau kecurangan.
Bookkeeper biasanya bekerja di perusahaan skala kecil, seperti UMKM, yang belum membutuhkan akuntan profesional. Namun, bookkeeper juga bisa bekerja di perusahaan besar sebagai asisten akuntan atau bagian dari tim keuangan.
Tugas Bookkeeper
Tugas bookkeeper secara umum adalah sebagai berikut:
- Mencatat transaksi keuangan harian perusahaan di buku besar
- Mengelola buku kas, piutang, hutang, persediaan, dan aset tetap
- Menyusun laporan keuangan sederhana, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas
- Melakukan rekonsiliasi bank, yaitu membandingkan catatan bookkeeper dengan catatan bank
- Membayar tagihan dan mengirimkan faktur kepada pelanggan
- Mengurus administrasi pajak, seperti PPh 21, PPh 23, PPN, dan PPh final
- Menyimpan dokumen-dokumen penting, seperti kwitansi, nota, dan bukti pembayaran
- Melakukan audit internal untuk memeriksa akurasi dan kelengkapan data
- Berkomunikasi dengan akuntan, manajer, dan pihak eksternal terkait masalah keuangan
Syarat Bookkeeper
Syarat bookkeeper yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
- Minimal lulusan SMA atau sederajat dengan jurusan akuntansi atau keuangan
- Memiliki sertifikat kompetensi bookkeeper dari lembaga yang diakui oleh pemerintah
- Memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun sebagai bookkeeper atau posisi serupa
- Menguasai dasar-dasar akuntansi dan pembukuan
- Mampu menggunakan aplikasi komputer yang berkaitan dengan pembukuan, seperti Microsoft Excel, Word, dan PowerPoint
- Mampu menggunakan software akuntansi online atau offline, seperti Accurate Online, majoo, atau Harmony Accounting
- Memiliki keterampilan analitis, numerik, dan detail-oriented
- Memiliki integritas, etika kerja, dan tanggung jawab yang tinggi
- Memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara lisan maupun tertulis
Jenjang Karir Bookeeper
enjang karir sebagai bookkeeper dapat berkembang seiring dengan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh dalam bidang keuangan dan akuntansi. Berikut ini adalah beberapa tingkatan yang umum dalam jenjang karir bookkeeper:
1. Bookkeeper
Pada tingkat ini, seseorang memegang peran dasar sebagai bookkeeper. Tugasnya meliputi pengelolaan pembukuan harian, pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dasar, dan pemeliharaan data keuangan.
2. Senior Bookkeeper
Sebagai senior bookkeeper, seseorang biasanya memiliki pengalaman yang lebih luas dan kemampuan yang lebih tinggi dalam pengelolaan keuangan. Tanggung jawabnya meliputi pengawasan tim bookkeeper, analisis keuangan yang lebih kompleks, penyelesaian masalah keuangan, dan pelaporan keuangan yang lebih detail.
3. Supervisor Akuntansi
Tingkat ini melibatkan tanggung jawab pengawasan lebih luas dalam departemen akuntansi. Seorang supervisor akuntansi bertanggung jawab atas pengawasan operasional, koordinasi tim bookkeeper, pengawasan audit internal, perencanaan anggaran, dan analisis keuangan.
4. Manajer Akuntansi
Sebagai manajer akuntansi, seseorang memiliki peran strategis dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Tanggung jawabnya meliputi perencanaan dan pengawasan seluruh proses akuntansi, pembuatan kebijakan dan prosedur keuangan, manajemen anggaran, pelaporan kepada pimpinan eksekutif, serta kerjasama dengan auditor eksternal dan profesional keuangan lainnya.
Baca juga: Jobdesk Staff Akuntan
5. Controller Keuangan
Pada tingkat ini, seseorang bertanggung jawab atas fungsi keuangan secara keseluruhan dalam perusahaan. Seorang controller keuangan mengawasi semua aspek akuntansi, perencanaan keuangan, pengendalian anggaran, analisis keuangan, manajemen risiko, serta memberikan nasihat strategis kepada manajemen eksekutif.
Penting untuk dicatat bahwa tingkatan karir ini dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan kompleksitas perusahaan. Selain itu, sertifikasi profesional seperti Certified Bookkeeper (CB) atau Certified Public Bookkeeper (CPB) juga dapat mempengaruhi jenjang karir dan peluang kemajuan dalam bidang bookkeeping.
Gaji Bookeeper
Bookeeper adalah orang yang bertanggung jawab untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan suatu perusahaan atau organisasi. Bookeeper biasanya bekerja di bawah pengawasan akuntan atau manajer keuangan, dan melakukan tugas-tugas seperti membuat jurnal, buku besar, neraca, laporan laba rugi, dan lain-lain.
Gaji bookeeper dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti tingkat pendidikan, pengalaman, lokasi, ukuran perusahaan, dan industri. Menurut data dari JobStreet.com, rata-rata gaji bookeeper di Indonesia adalah Rp 4.500.000 per bulan. Namun, gaji ini dapat meningkat atau menurun sesuai dengan kualifikasi dan kinerja masing-masing bookeeper.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat mempengaruhi gaji bookeeper di Indonesia:
- Pendidikan
Bookeeper yang memiliki gelar sarjana akuntansi atau keuangan biasanya memiliki peluang lebih baik untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada bookeeper yang hanya lulusan SMA atau sederajat. Selain itu, bookeeper yang memiliki sertifikat profesional seperti Brevet A dan B juga dapat meningkatkan nilai diri dan kredibilitas mereka di mata pemberi kerja. - Pengalaman
Bookeeper yang memiliki pengalaman kerja yang lebih lama dan lebih luas biasanya dapat menangani pekerjaan yang lebih kompleks dan bertanggung jawab, sehingga berhak mendapatkan gaji yang lebih besar. Pengalaman kerja juga dapat membantu bookeeper untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam bidangnya, seperti penggunaan software akuntansi, perpajakan, audit, dan lain-lain. - Lokasi
Gaji bookeeper juga dipengaruhi oleh lokasi tempat mereka bekerja. Biasanya, bookeeper yang bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, atau Medan memiliki gaji yang lebih tinggi daripada bookeeper yang bekerja di daerah-daerah lain. Hal ini karena biaya hidup dan persaingan kerja di kota-kota besar lebih tinggi daripada di daerah-daerah lain. - Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan juga berpengaruh terhadap gaji bookeeper. Bookeeper yang bekerja di perusahaan besar atau multinasional biasanya mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada bookeeper yang bekerja di perusahaan kecil atau menengah. Hal ini karena perusahaan besar atau multinasional biasanya memiliki volume transaksi keuangan yang lebih besar dan lebih kompleks, sehingga membutuhkan bookeeper yang lebih profesional dan berkualitas. - Industri
Industri tempat bookeeper bekerja juga dapat mempengaruhi gaji mereka. Beberapa industri yang biasanya memberikan gaji bookeeper yang lebih tinggi adalah industri keuangan, pertambangan, konstruksi, telekomunikasi, dan teknologi informasi. Hal ini karena industri-industri tersebut memiliki tingkat pertumbuhan dan permintaan pasar yang tinggi, sehingga membutuhkan bookeeper yang dapat mengelola keuangan dengan baik.
Gaji bookeeper adalah salah satu hal yang penting untuk diketahui bagi Anda yang ingin berkarir di bidang ini. Namun, gaji bukanlah segalanya. Anda juga harus memiliki minat, bakat, keterampilan, dan etos kerja yang baik untuk menjadi seorang bookeeper yang sukses dan profesional.
Penutup
Bookkeeper adalah seorang ahli pembukuan yang bertugas mencatat transaksi keuangan harian perusahaan. Bookkeeper berbeda dengan akuntan, yang bertugas membuat laporan keuangan dan melakukan pemeriksaan pajak. Bookkeeper membantu pekerjaan akuntan dengan menyediakan data transaksi yang akurat dan terorganisir.
Bookkeeper memiliki tugas-tugas seperti mencatat transaksi keuangan di buku besar, mengelola buku kas, piutang, hutang, persediaan, dan aset tetap, menyusun laporan keuangan sederhana, melakukan rekonsiliasi bank, membayar tagihan dan mengirimkan faktur kepada pelanggan, mengurus administrasi pajak, menyimpan dokumen-dokumen penting, melakukan audit internal, dan berkomunikasi dengan akuntan, manajer, dan pihak eksternal.
Bookkeeper harus memenuhi syarat-syarat seperti minimal lulusan SMA atau sederajat dengan jurusan akuntansi atau keuangan, memiliki sertifikat kompetensi bookkeeper dari lembaga yang diakui oleh pemerintah, memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun sebagai bookkeeper atau posisi serupa, menguasai dasar-dasar akuntansi dan pembukuan, mampu menggunakan aplikasi komputer dan software akuntansi yang berkaitan dengan pembukuan, memiliki keterampilan analitis, numerik, dan detail-oriented, memiliki integritas, etika kerja, dan tanggung jawab yang tinggi, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara lisan maupun tertulis.
Cara memilih bookkeeper yang tepat untuk perusahaan adalah dengan memperhatikan sertifikasi, keterampilan, pengalaman di industri yang sama, interaksi yang baik, dan referensi terpercaya dari bookkeeper tersebut.
Demikian artikel tentang bookkeeper adalah: pengertian, tugas, dan cara memilihnya. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Contoh Judul Skripsi Akuntansi Terbaru
- Jobdesk Accounting Staff (Staff Akuntansi)
- Job Desk Billing Specialist – Tugas, Persyaratan dan Gajinya