Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya Perusahaan – Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memiliki kegiatan usaha mengolah bahan baku untuk menghasilkan produk, kemudian dijual untuk memperoleh laba atau keuntungan. Laba yang berasal dari penjualan barang pada dasarnya adalah selisih antara hasil penjualan dengan jumlah harga pokok barang yang dijual dan beban usaha lainnya. Harga pokok produk (HPP) bergantung pada jenis dan besarnya biaya pembuatan.
Biaya pembuatan ini yang nantinya akan kita bahas secara lebih detail, khususnya terkait dengan pengertian biaya dan penggolongan biaya di dalam sebuah perusahaan.
Pengumpulan dan pengikhtisaran biaya pembuatan produk, dilakukan dengan menerapkan suatu sistem pencatatan khusus yang merupakan bagian dari kegiatan akuntansi dalam perusahaan manufaktur.
Bidang kegiatan tersebut merupakan bidang khusus disebut Akuntansi Biaya (Cost Accounting), bertujuan ini terutama mengenai konsep-konsep biaya yang mendasari penerapan metode penghitungan harga pokok produk, serta prosedur pencatatan dalam pengumpulan dan pengikhtisaran biaya produksi.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai pengertian biaya dan penggolongan biaya berdasarkan berbagai hal sebagai berikut :
Daftar Isi Artikel
A. Pengertian Biaya
Secara sempit definisi biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa yang secara langsung berhubungan dengan usaha memperoleh penghasilan. Dalam pengertian tersebut yang dimaksud sumber ekonomi adalah barang atau jasa yang memiliki manfaat atau yang mempunyai sifat langka.
Sebagai contoh, perusahaan memiliki persediaan bahan baku seharga 20 juta. Dari jumlah tersebut, seharga 15 juta diolah dalam proses produksi. Harga pokok bahan baku yang diproses seharga 15 juta merupakan sumber ekonomi dalam bentuk aktiva yang dikorbankan untuk memperoleh produk yang akan dijual.
Pengorbanan sumber ekonomi tersebut, langsung berhubungan dengan usaha memperoleh penghasilan. Harga pokok bahan baku yang dikorbankan sebesar 15 juta disebut Biaya Bahan Baku.
Dalam hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, biaya dibedakan antara lain sebagai berikut :
a. Biaya yang manfaatnya habis digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode saat terjadinya. Biaya semacam ini digunakan istilah “bebas” (expense). Contoh, harga pokok produk yang dijual (harga pokok penjualan).
b. Biaya yang manfaatnya digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode yang akan datang, atau biaya yang manfaatnya belum dapat dinikmati pada periode terjadinya (unexpired cost).
Biaya jenis ini dapat dikategorikan sebagai aktiva. Contoh, persediaan produk jadi pada akhir periode.
Baca juga : Faktor-Faktor Biaya Penjual Disertai Penjelasannya
B. Penggolongan Biaya
Data biaya merupakan alat bagi manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, agar data biaya yang dihasilkan dari proses akuntansi relevan dengan kepentingan manajemmen, biaya sebagai sasaran akuntansi digolongkan menjadi golongan-golongan biaya.
Beberapa cara penggolongan biaya, antara lain biaya digolongkan berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan, berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai dan berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan.
a. Penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan
Fungsi pokok dalam perusahaan terdiri atas fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi adminitrasi umum. Penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan disebut penggolongan dasar, biaya digolongkan menjadi :
1). Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produksi yang siap dijual. Biaya produksi dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :
- Biaya Bahan Baku
- Biaya Tenaga Kerja
- dan Biaya Overhead Pabrik.
Baca juga : Pengertian Biaya Tenaga Kerja dan Penggolongannya
2). Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Misalnya biaya promosi, gaji karyawan bagian penjualan, komisi penjualan, biaya angkutan barang ke luar.
3). Biaya Administrasi
Biaya adminitrasi dan umum adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan pengaturan, pengawasan, dan tata usaha organisasi perusahaan. Misalnya gaji direksi, gaji pegawai bagian administrasi kantor, gaji pegawai bagian akuntansi, biaya perlengkapan kantor, penyusutan peralatan kantor, rekening listrik-telepon.
b. Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibayai
Berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya digolongkan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai, misalnya biaya bahan baku dalam pembuatan produk. Biaya tersebut timbul karena ada yang dibiayai yaitu produk.
Jika tidak ada proses pembuatan produk, tidak akan timbul biaya bahan baku. Adapan biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak bergantung pada ada atau tidak adanya sesuatu yang dibiayai, misalnya biaya penyusutan mesin dan biaya asuransi pabrik.
Biaya biaya tersebut akan tetap terjadi walaupun tidak ada proses pembuatan produk. Dalam hubungannya dengan produk sebagai sesuatu yang di biayai, biaya produksi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :
1). Biaya produksi langsung
Biaya produksi secara langsung dapat dihitung sebagai harga pokok produk atau langsung dibebankan pada produk. Oleh karena itu biaya produksi langsung mudah ditelusuri melekatnya pada produk. Biaya produksi langsung terdiri atas berikut ini .
a). Biaya bahan langsung
Definisi dari biaya bahan langsung adalah semua bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk. Harga pokok bahan yang bersangkutan dapat langsung diperlakukan sebagai bagian dari harga pokok produk.
Contoh, bahan langsung di antaranya, papan kayu yang dipakai untuk membuat meja, pelat baja yang digunakan untuk membuat kerangka mobil, minyak mentah yang digunakan dalam pembuatan bensin, tanah liat yang digunakan untuk membuat genting, semen dan besi beton yang digunakan untuk membuat gedung.
b). Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah upah karyawan yang secara fisik berhubungan langsung dengan produk. Nilai jasa tenaga kerja yang bersangkutan dapat langsung diperlakukan sebagai bagian dari harga pokok produk. Contoh biaya tenaga kerja langsung, di antaranya upah seorang tukang pembuat meja, upah yang dibayarkan perusahaan konveksi kepada tukang jahit, upah yang dibayarkan kepada perakit pada perusahaan karasori.
2). Biaya produksi tidak langsung
Biaya produksi tidak langsung disebut juga dengan Biaya Overhead Pabrik (BOP), yaitu biaya-biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk, selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Termasuk ke dalam kelompok biaya produksi tidak langsung, adalah sebagai berikut :
a). Bahan penolong, adalah bahan bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk, yang penggunaannya relatif kecil atau terlalu sulit untuk diperlakukan sebagai bahan langsung. Diperlakukan sebagai bahan penolong, antara lain perekat dan tinta koreksi pada perusahaan percetakan, lem perekat, paku kecil dan plitur pada perusahaan mebel.
b). Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara fisik tidak berhubungan dengan pembuatan produk, misalnya gaji mandor atau pengawas karyawan bagian produksi, gaji manajer produksi dan gai penjaga pabrik.
c). Biaya produksi tidak langsung lainnya, seperti biaya penerangan pabrik, biaya pembangkit tenaga, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, biaya perlengkapan pabrik dan sebagainya.
Biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, keduanya disebut Biaya Primer (Prime Cost). Sementara itu, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut Biaya Konversi (conversion cost).
c. Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan
Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, sebagai berikut :
1). Biaya tetap atau konstan
Biaya tetap adalah biaya yang sampai tingkat kegiatan tertentu berjumlah tetap, tidak berpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Termasuk ke dalam golongan biaya tetap antara lain biaya penyusutan aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan, amortisasi patent, biaya sewa dan asuransi.
2). Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan. Termasuk ke dalam golongan ini adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar tenaga listrik dan uang lembur.
3). Biaya semi variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel karenanya biaya ini sering disebut juga biaya campuran (mixed cost). Contoh kalkulasi, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, biaya pemanasan dan penerangan.
d. Penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya
Untuk kepentingan penghitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk secara teliti, biaya digolongkan berdasarkan hubungannya dengan periode pembebanannya. Untuk kepentingan tersebut, pengeluaran untuk biaya diigolongkan sebagai berikut :
1). Pengeluaran modal (capital expenditure)
Capital expenditure adalah pengeluaran yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal, pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan pada periode-periode akuntansi selama usia manfaatnya, dengan mengalokasikan sebagian dari harga perolehannya.
2). Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Revenue expanditure adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya dinikmati dalam periode akuntasi saat terjadinya pengeluaran. Pengeluaran pendapatan pada periode terjadinya merupakan beban yang dipertemukan dengan penghasilan yang diperoleh pada periode yang bersangkutan.