tugas ahli gizi

Profesi Ahli Gizi: Tugas, Tanggung Jawab dan Gajinya

Diposting pada 2,140 views

Profesi Ahli Gizi: Tugas, Tanggung Jawab dan Gajinya – Memilih orang yang tepat untuk dimintai saran dan bantuan bisa menjadi hal yang membingungkan. Begitu pula persoalan seputar pemenuhan kebutuhan gizi. Ada istilah ahli gizi, dietisien, dan dokter gizi yang terkesan sama, padahal berbeda.

Di artikel kali ini kita akan bahas, sebenarnya apa sih ahli gizi tersebut?

Apa Itu Ahli Gizi?

Ahli gizi merupakan profesi di bidang kesehatan yang bertugas mengupayakan pemeliharaan dan perbaikan gizi masyarakat. Ahli gizi atau dikenal juga dengan sebutan nutritionist juga merupakan tenaga spesialis yang menyediakan informasi tentang masalah kesehatan serta pola makan sehat. Mereka biasanya bekerja untuk badan publik atau pemerintah, tapi ada juga yang bekerja secara mandiri dengan klien.

Tak hanya membantu merencanakan pola dan menu makan terbaik untuk program diet atau penurunan berat badan serta tubuh yang lebih sehat, konsultasi ke ahli gizi juga dilakukan oleh sekelompok orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit diabetes, kanker, malnutrisi, baik karena gizi buruk ataupun obesitas.

Ahli gizi juga menangani penyakit pada gangguan sistem kekebalan tubuh, penyakit pada sistem pencernaan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit ginjal dan hati, kehamilan dan menyusui juga secara keseluruhan. Selain terkait pangan, ahli gizi juga mempelajari kebutuhan tubuh, kita akan mengetahui beragam rumus berat badan ideal, kebutuhan kalori harian, menghitung massa indeks tubuh, dan lain sebagainya.

Contohnya jika Anda memiliki kebutuhan khusus karena penyakit gerd. Ahli gizi akan bisa membantu Anda menyusun menu makan sehari-hari yang lebih baik. Menu yang sudah disesuaikan secara spesifik ini bisa kemudian Anda buat sendiri, atau dimasakkan oleh catering harian yang menangani penyakit tertentu.

Setidaknya ada dua jenis ahli gizi profesional, yaitu ahli gizi dan ahli gizi madya. Keduanya dibedakan berdasarkan jenjang pendidikannya. Baik ahli gizi maupun ahli gizi madya dapat sama-sama berperan sebagai pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik, pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi, juga pelaku pemasaran produk gizi, namun ternyata ada pula peran yang membedakan keduanya. Salah satunya adalah ahli madya gizi hanya melaksanakan pelayanan gizi masyarakat, sedangkan ahli gizi mengelola pelayanan gizi masyarakat. Meski begitu, keduanya bisa melakukan praktik terkait dengan gizi.

Melansir dari gizigo, pekerjaan ahli gizi terdaftar dan dilindungi hukum di negara-negara lain seperti di Kanada, Inggris dan Australia. Para ahli gizi di sana disebut Dietisien (Dietitian) dan Nutrisionis (Nutritionist).

Dietisien merupakan seseorang yang telah menempuh pendidikan sarjana gizi, menempuh pendidikan Dietetic Internship atau praktik klinis gizi, dan selanjutnya mengikuti ujian kompetensi. Setelah itu mereka berhak menyandang gelar sebagai Registered Dietitian (RD).

Sedangkan Nutrisionis merupakan seseorang yang telah menempuh pendidikan sarjana gizi tetapi tidak menempuh pendidikan Dietetic Internship. Nutrisionis tidak dapat bekerja di pelayanan klinik seperti rumah sakit dan menangani orang sakit. Mereka hanya dapat menangani orang sehat dan lebih fokus pada penanganan masalah gizi masyarakat (community nutrition).

Seperti apa tugas dan tanggung jawab seorang ahli gizi? Simak yuk!

Tugas dan Tanggung Jawab Ahli Gizi

Ahli gizi berperan penting dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit pada individu dan masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan gizi, ahli gizi dapat menjalankan praktik pelayanan gizi, baik secara mandiri atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit. Bisa juga menjadi konsultan gizi dalam sebuah organisasi, komunitas, proyek bantuan atau amal, dan penelitian.

Dalam melaksanakan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan, ahli gizi terlibat dalam beberapa hal berikut ini:

  • Melakukan konseling secara individu atau kelompok mengenai aturan dasar nutrisi yang baik, kebiasaan makan yang sehat, dan pemantauan gizi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka
  • Menentukan status gizi, faktor yang berpengaruh terhadap gangguan gizi, dan status gizi
  • Mengkaji kebutuhan nutrisi, pembatasan diet (pola makan), dan rencana kesehatan saat ini untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana diet dan memberikan konseling gizi
  • Memberikan diagnosis terkait masalah gizi dasil dari hasil pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat medis yang dilakukan sebelumnya
  • Memberi informasi mengenai prinsip gizi, rencana dan modifikasi diet yang sehat, serta persiapan dan pilihan makanan, terutama kepada pasien dan keluarga mereka
  • Merancang dan mengubah susunan diet, dan menerapkannya mulai dari perencanaan menu hingga saran penyajian makanan
  • Melakukan penelitian dan pengembangan gizi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi

Mengutip Detik.com, ahli gizi sangat dibutuhkan di dunia olahraga untuk mendampingi para atlet dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Hal ini mengingat padatnya jadwal kompetisi dan terbatasnya waktu istirahat membuat atlet harus menjaga kebugaran tubuhnya dengan pemenuhan gizi yang baik ketika recovery. Sehingga diharapkan atlet punya kecukupan energi untuk melakukan aktivitasnya dengan baik dan berhasil mencapai prestasi.

Keahlian yang Harus Dimiliki Ahli Gizi

  • Pengetahuan Ilmu Gizi – Sebab, ia bertugas untuk melayani klien atau pasiennya di bidang gizi meliputi pengamatan, penyusunan program, serta penilaian gizi bagi perorangan dan kelompok di rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya. Selain itu ia juga harus menguasai ilmu kimia untuk mengetahui kandungan tersebut.
  • Pengetahuan Ilmu Biologi dan Medis, Pengetahuan biologi ia perlukan untuk mengetahui sistem tubuh pasien, seperti pernapasan, pencernaan, dan sebagainya. Sedangkan, ilmu medis akan bermanfaat dalam mendiagnosis kondisi kesehatan pasien.
  • Kemampuan melaksanakan pelayanan dan intervensi gizi bagi individu, kelompok dan masyarakat melalui kerjasama lintas sector, lintas disiplin dan lintas profesi untuk memecahkan masalah gizi
  • Kemampuan melaksanakan penelitian dan memutakhirkan diri dalam perkembangan ilmu dan teknologi bidang gizi (research and appraisal skill) 
  • Kemampuan mengevaluasi program gizi terkait masalah gizi utama di Indonesia (Kekurangan Energi Protein, Gangguan Akibat Kekurangan Iodium, anemia, dan Kekurangan Vitamin A)

Cara Menjadi Seorang Ahli Gizi

Menurut Keputusan Menteri Kesehatn Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/SK/III/2007, dikatakan bahwa ahli gizi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan funsional dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit. Berikut ini langkah yang dapat kamu lakukan untuk dapat menjadi seorang ahli gizi:

Bagi Anda yang tertarik dengan posisi ahli gizi, maka harus memiliki minimal pendidikan gelar sarjana di bidang Ilmu Gizi, Kesehatan Masyarakat, Pendidikan Dokter atau jurusan relevan lainnya. Lulusan Ilmu Gizi sendiri cenderung lebih disukai karena perkuliahannya mempelajari tentang pangan, zat gizi dan komponen pangan lain dalam kaitannya dengan kesehatan. Misalnya saja hubungan antara pertumbuhan manusia dan produktivitasnya serta kualitas kesehatan tubuhnya.

Ilmu gizi juga mempelajari berbagai jenis penyakit, ilmu dasar patofisiologi serta anatomi tubuh manusia dan kaitannya dengan interaksi makanan, organ tubuh, obat-obatan, juga fitokimia. Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya seperti mikrobiologi, kimia pangan, biokimia, agronomi, peternakan, antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan sebagainya. Pendidikan Ilmu Gizi ini akan ditempuh dalam waktu umumnya 4 tahun.

Gaji Ahli Gizi

Kisaran gaji seorang Ahli Gizi antara Rp 2.00.000 hingga Rp 6.000.000 per bulannya tergantung dimana ahli gizi bekerja dan tergantung pada kebijakannya.

1. Ahli Gizi di Rumah Sakit

Salah satu profesi ahli gizi yang utama adalah menjadi ahli gizi di rumah sakit. Pada umumnya persyaratan untuk menjadi ahli gizi di rumah sakit adalah minimal pendidikan D3/S1 Gizi, mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), sehat jasmani dan rohani, dan terkadang diminta dengan batasan usia tertentu.

Hampir setiap rumah sakit memiliki unit atau instalasi gizi yang bertugas mengatur dan mempersiapkan makanan para pasien di rumah sakit tersebut. Tentu saja Ahli Gizi tak hanya berkutat pada makanan saja, tetapi juga harus memperhatikan gizi dan nutrisi dari setiap menu yang dihidangkan dan tentunya harus sesuai dengan jenis penyakit yang diderita oleh pasien tersebut.

Gaji yang ditawarkan oleh masing-masing rumah sakit berbeda-beda lho. Gaji ahli gizi di rumah sakit pada umumnya sekitar Rp 2.000.000,00 s/d Rp 5.000.000,00. Tentu saja gaji ini seimbang dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seorang ahli gizi.

2. Ahli Gizi di Puskesmas

Selain menjadi ahli gizi di rumah sakit, lulusan ilmu gizi juga dapat menjadi ahli gizi di puskesmas. Biasanya untuk menjadi ahli gizi di puskesmas, Anda harus mendaftarkan diri untuk menjadi ahli gizi melalui Dinas Kesehatan setempat.

Setiap pusat kesehatan atau yang biasa dikenal sebagai puskesmas biasanya membutuhkan setidaknya 1 orang ahli gizi. Hingga saat ini masih cukup banyak puskesmas yang belum memiliki ahli gizi karena jumlah lulusannya yang kurang.

Persyaratannya sebagian besar sama dengan ahli gizi di rumah sakit. Gaji ahli gizi di puskesmas pada umumnya sekitar Rp 2.500.000,00 s/d Rp 4.000.000,00.

3. Ahli Gizi di Perusahaan

Tidak hanya menjadi ahli gizi di rumah sakit dan puskesmas, lulusan ilmu gizi juga dapat menjadi ahli gizi di perusahaan. Bisa perusahaan makanan, minuman, obat herbal, obat, dan masih banyak lagi.

Gaji yang ditawarkan tentu saja berbeda-beda tergantung pada perusahaan tempat Anda bekerja. Pada umumnya, gaji ahli gizi di perusahaan diatas Rp 4.000.000,00.

4. Ahli Gizi di Perusahaan Asing

Banyak juga perusahaan asing yang membutuhkan ahli gizi lho. Terkadang selain persyaratan untuk menjadi ahli gizi pada umumnya, kamu juga harus mempunyai kemampuan bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin, atau Bahasa Korea.

Gaji yang ditawarkan juga tergolong fantastis, yaitu diatas Rp 5.000.000,00.

5. Kepala Ahli Gizi

Sebagai ahli gizi yang sudah bekerja dalam kurun waktu tertentu, pasti akan terdapat kenaikan jabatan. Salah satunya adalah menjadi kepala ahli gizi. Baik menjadi kepala ahli gizi di rumah sakit atau perusahaan, gaji yang ditawarkan sangat menarik lho.

Hal ini juga dibarengi dengan tanggung jawab dan pekerjaan yang harus bisa diselesaikan dengan baik. Gajinya yaitu sekitar diatas Rp 6.000.000,00.

Ahli gizi berperan penting dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit pada individu dan masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan ahli gizi dapat menjalankan praktik pelayanan gizi, baik secara mandiri atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit. Bisa juga menjadi konsultan gizi dalam sebuah organisasi, komunitas, proyek bantuan atau amal, dan penelitian.