Apa sisi gelap menjadi HRD?

Banyak orang yang berpikir bahwa menjadi HRD (Human Resource Development) adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan. Mereka mengira bahwa HRD hanya bertugas untuk merekrut, melatih, dan memberikan kesejahteraan bagi karyawan. Namun, apakah Anda tahu bahwa ada sisi gelap yang tersembunyi di balik pekerjaan ini?

Sisi gelap menjadi HRD adalah tekanan yang tinggi dari berbagai pihak, baik dari manajemen, karyawan, maupun pihak eksternal. HRD harus mampu menyeimbangkan kepentingan dan harapan semua pihak, serta menghadapi berbagai masalah dan konflik yang muncul di lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa contoh sisi gelap menjadi HRD:

HRD harus siap untuk menjadi kambing hitam jika ada sesuatu yang salah di perusahaan. Misalnya, jika ada karyawan yang mengundurkan diri, HRD harus menjelaskan alasan dan dampaknya kepada manajemen. Jika ada karyawan yang tidak puas dengan gaji atau fasilitas, HRD harus menangani keluhan dan negosiasi mereka. Jika ada karyawan yang bermasalah dengan atasan atau rekan kerja, HRD harus menengahi dan mencari solusi. Jika ada karyawan yang melanggar aturan atau etika, HRD harus memberikan sanksi atau pemecatan. Dalam semua situasi ini, HRD harus berhati-hati agar tidak menimbulkan kesan buruk atau memihak kepada salah satu pihak.
HRD harus siap untuk menghadapi tantangan yang terus berubah di dunia kerja. Misalnya, jika ada perubahan kebijakan atau regulasi dari pemerintah, HRD harus menyesuaikan sistem dan prosedur di perusahaan. Jika ada perkembangan teknologi atau pasar yang mempengaruhi bisnis, HRD harus mengembangkan kompetensi dan kinerja karyawan. Jika ada krisis atau persaingan yang mengancam kelangsungan perusahaan, HRD harus memotivasi dan menjaga loyalitas karyawan. Dalam semua situasi ini, HRD harus fleksibel dan inovatif agar tidak tertinggal atau kalah saing.
HRD harus siap untuk mengorbankan waktu dan energi untuk pekerjaannya. Misalnya, jika ada proyek atau deadline yang mendesak, HRD harus bekerja lembur atau bahkan tidak pulang ke rumah. Jika ada acara atau pelatihan yang diadakan di luar kota atau negeri, HRD harus meninggalkan keluarga atau kegiatan pribadinya. Jika ada masalah atau konflik yang terjadi di tempat kerja, HRD harus siaga dan responsif untuk menyelesaikannya. Dalam semua situasi ini, HRD harus profesional dan komitmen terhadap pekerjaannya.

Menjadi HRD memang bukan pekerjaan yang mudah dan menyenangkan. Namun, bukan berarti tidak ada sisi terangnya. Menjadi HRD juga memiliki keuntungan dan kepuasan tersendiri, seperti:

HRD dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang SDM (Sumber Daya Manusia) yang luas dan penting. HRD dapat belajar tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan manusia di organisasi, seperti rekrutmen, pelatihan, penilaian, kompensasi, hukum, psikologi, sosiologi, dll.
HRD dapat membangun relasi dan jaringan dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar perusahaan. HRD dapat berinteraksi dengan manajemen, karyawan, pelamar, pelatih, konsultan, vendor, mitra bisnis, regulator, media, dll. HRD dapat memperluas wawasan dan pengalaman dari berbagai perspektif dan latar belakang.
HRD dapat memberikan kontribusi dan dampak positif bagi perusahaan dan masyarakat. HRD dapat membantu perusahaan mencapai tujuan dan visinya melalui pengembangan SDM yang berkualitas dan produktif. HRD dapat membantu masyarakat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan melalui pengembangan SDM yang kompeten dan profesional.

Menjadi HRD adalah pilihan karir yang menantang dan menarik. Anda harus siap menghadapi sisi gelap dan sisi terangnya. Anda harus siap bekerja keras dan cerdas untuk menjadi HRD yang sukses dan bermanfaat. Anda harus siap menjadi HRD yang berintegritas dan berdedikasi untuk perusahaan dan masyarakat.