Kita tahu bahwa besar kecilnya tegangan yang dihasilkan oleh alternator dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti putaran rotor, jumlah kumparan, dan medan magnet pada rotor coil.
Dari ketiga diatas, kita hanya bisa menggunakan medan magnet untuk mengatur ouput tegangan alternaor, karena untuk pengaturan putaran dan jumlah kumparan tidak memungkinkan.
Pada saat putaran mesin sedang ke tinggi alternator akan cenderung menghasilkan tegangan yang semakin (besar) tinggi, namun dengan adanya regulator ini pada saat putaran tinggi arus yang masuk ke kumparan rotor diperkecil (dilewatkan resistor) dan ketika putaran ditambah tinggi lagi arus yang mengalir ke rotor coil akan dilangsungkan ke massa sehingga medan magnet pada kumparan rotor sangat kecil, ini akan membuat output alternator tetap stabil.
Kemudian pada saat putaran rendah, tegangan alternator akan turun, namun pada kondisi ini regulator mengatur agar arus yang masuk ke kumparan rotor besar sehingga medan magnet yang dihasilkan pada rotor coil juga besar, output tegangan alternator tetap stabil.
Komponen Regulator
Gambar Regulator Tipe Konvensioanl |
Setiap unit kumparan pada regulator dilengkapi dengan titik kontak yang berfungsi untuk menyalurkan arus yang menuju ke kumparan rotor. Pada kumparan pengatur tegangan (voltage regulator) terdapat tiga titik kontak yang disebut dengan Pl0 (kontak gerak), Pl1 (kontak kecepatan rendah) , dan Pl2 (kontak kecepatan tinggi).
Cara Kerja Regulator Sistem Pengisian
Wiring Diagram Sistem Pengisian |
Tiap terminal regulator berhubungan dengan titik kontak -titik kontak dalam regulator. Terminal IG berhubungan langsung dengan titik kontak Pl 1. Terminal N berhubungan dengan salah satu ujung kumparan voltage relay (ujung lainnya ke massa).
Terminal F berhubungan dengan Pl 0. Terminal E berhubungan dengan massa dan Pl2. Terminal L berhubungan dengan P 0 dan satu ujung kumparan voltage regulator (ujung lainnya ke massa).
Terminal B berhubun gan dengan P2. Kontak P1 berhubungan dengan massa. Bagian atas kumparan voltage regulator dan kumparan voltage relay terdapat pegas yang digunakan sebagai penahan gerakan kontak gerak (Pl0 atau P0) agar tidak terlalu mudah berpindah tempat dari satu posisi ke posisi lain.
Kekakuan pegas ini dapat diatur oleh lidah penyetel. Jika lidah penyetel dibengkokan ke atas (dengan tang lancip) maka pegas semakin kaku dan sebaliknya jika lidah penyetel dibengkokkan ke bawah maka pegas akan menjadi lemah.
Jika lidah pada kumparan voltage regulator dibengkokkan ke atas, maka tegangan output pada alternator akan naik dan bila lidah penyetel dibengkokkan ke bawah maka tegangan output alternator menjadi rendah.
3. Widjanarko, D. 2012. Modul Teknik Listrik dan Elektronika Otomotif. . Pendidikan Teknik Otomotif Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.