regulator tipe konvensional

Regulator Sistem Pengisian Tipe Konvensional

Diposting pada 21,643 views
Regulator Tipe Konvensional Pada Sistem Pengisian (Charging System), pada sistem pengisian diperlukan regulator yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus yang masuk ke kumparan rotor (rotor coil) yang mana besar kecilnya arus ini akan menentukan juga kuat lemahnya medan magnet pada kumparan rotor, dengan adanya pengaturan medan magnet ini diharapkan output tegangan alternator selalu stabil yaitu sekitar 13,8 V sampai 14,8 V.

Kita tahu bahwa besar kecilnya tegangan yang dihasilkan oleh alternator dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti putaran rotor, jumlah kumparan, dan medan magnet pada rotor coil.

Dari ketiga diatas, kita hanya bisa menggunakan medan magnet untuk mengatur ouput tegangan alternaor, karena untuk pengaturan putaran dan jumlah kumparan tidak memungkinkan.

Pada saat putaran mesin sedang ke tinggi alternator akan cenderung menghasilkan tegangan yang semakin (besar) tinggi, namun dengan adanya regulator ini pada saat putaran tinggi arus yang masuk ke kumparan rotor diperkecil (dilewatkan resistor) dan ketika putaran ditambah tinggi lagi arus yang mengalir ke rotor coil akan dilangsungkan ke massa sehingga medan magnet pada kumparan rotor  sangat kecil, ini akan membuat output alternator tetap stabil.

Kemudian pada saat putaran rendah, tegangan alternator akan turun, namun pada kondisi ini regulator mengatur agar arus yang masuk ke kumparan rotor besar sehingga medan magnet yang dihasilkan pada rotor coil juga besar, output tegangan alternator tetap stabil.

Berdasarkan hal tersebut, maka tegangan output alternator akan selalu stabil baik pada putaran rendah, sedang, maupun tinggi.

Komponen Regulator

Regulator tipe konvensional atau tipe kontak point terdiri dari :
1) kumparan voltage regulator yang berfungsi untuk mengatur arus yang masuk ke rotor coil agar kemagnetannya bisa diatur sesuai kebutuhan sehingga tegangan output alternator tetap konstan, tahanan kumparan tersebut sekitar 100 Ohm dan \
2) kumparan voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan menghubungkan arus dari terminal B ke voltage regulator.
Besar tahanan kumparan voltage relay adalah sekitar 25 Ohm. Terminal yang terdapat pada regulator tipe ini ada enam terminal, yaitu terminal IG, N, F, E, L, dan B.
Gambar Regulator Tipe Konvensioanl

Setiap unit kumparan pada regulator dilengkapi dengan titik kontak yang berfungsi untuk menyalurkan arus yang menuju ke kumparan rotor. Pada kumparan pengatur tegangan (voltage regulator) terdapat tiga titik kontak yang disebut dengan Pl0 (kontak gerak), Pl1 (kontak kecepatan rendah) , dan Pl2 (kontak kecepatan tinggi).

Cara Kerja Regulator Sistem Pengisian

Pada kondisi normal (tidak bekerja) Pl0 selalu menempel dengan Pl 1. Pada kumparan voltage relay juga terdapat tiga buah titik kontak yang disebut dengan P 0, P1, dan P2. Pada kondisi normal (tidak bekerja) titik kontak P 0 selalu menempel dengan P1. Pada bagian bawah regulator terdapat resistor yang menghubungkan terminal IG dan terminal F pada regulator.
Besar tahanan resistor ini sekitar 11 Ohm. Resistor ini juga menjadi salah satu petunjuk untuk menentukan kumparan voltage regulator karena resistor merupakan bagian dari kumparan voltage regulator.
Wiring Diagram Sistem Pengisian
Wiring Diagram Sistem Pengisian

Tiap terminal regulator berhubungan dengan titik kontak -titik kontak dalam regulator. Terminal IG berhubungan langsung dengan titik kontak Pl 1. Terminal N berhubungan dengan salah satu ujung kumparan voltage relay (ujung lainnya ke massa).

Terminal F berhubungan dengan Pl 0. Terminal E berhubungan dengan massa dan Pl2. Terminal L berhubungan dengan P 0 dan satu ujung kumparan voltage regulator (ujung lainnya ke massa).

Terminal B berhubun gan dengan P2. Kontak P1 berhubungan dengan massa. Bagian atas kumparan voltage regulator dan kumparan voltage relay terdapat pegas yang digunakan sebagai penahan gerakan kontak gerak (Pl0 atau P0) agar tidak terlalu mudah berpindah tempat dari satu posisi ke posisi lain.

Kekakuan pegas ini dapat diatur oleh lidah penyetel. Jika lidah penyetel dibengkokan ke atas (dengan tang lancip) maka pegas semakin kaku dan sebaliknya jika lidah penyetel dibengkokkan ke bawah maka pegas akan menjadi lemah.

Jika lidah pada kumparan voltage regulator dibengkokkan ke atas, maka tegangan output pada alternator akan naik dan bila lidah penyetel dibengkokkan ke bawah maka tegangan output alternator menjadi rendah.

Sumber :
1. Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Bab 8. Sistem Pengisian (Charging System).
2. ITC, Sistem Pengisian, Isuzu Training Center, Jakarta
3. Widjanarko, D. 2012. Modul Teknik Listrik dan Elektronika Otomotif. . Pendidikan Teknik Otomotif Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
4. M-STEP. Electrical. Step 2. Jakarta: Krama Yudha Tiga Berlian Motors
Gambar Gravatar
Berprofesi sebagai CEO Bengkel Mobil Idaman Motor. Pernah bekerja sebagai Mekanik di Mitsubishi Motor dan Suzuki Motor.