Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (KTI) – Anda pasti sudah tidak asing dengan karya ilmiah, bukan? Apalagi yang berstatus sebagai siswa menengah atas maupun mahasiswa.
Seperti diketahui, untuk menghasilkan sebuah susunan penulisan penelitian yang baik dan benar, maka Anda wajib menulis berdasarkan sistematika penulisan karya ilmiah. Dengan begitu, barulah karya tersebut akan diakui oleh para pembaca.
Tujuan dari penulisan karya ilmiah sendiri adalah untuk mencari solusi atas suatu topik masalah, dengan berlandaskan pada teori, data, dan kaidah keilmuan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan nantinya dapat menjadi sumbangsih penulis untuk digunakan oleh publik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan akademik (tergantung topik yang dipilih).
Demi memajukan ilmu pengetahuan, maka banyak akademisi yang membuat karya ilmiah berdasarkan dengan latar belakang mereka dalam pendidikan. Struktur karya ilmiah yang mereka kerjakan tentu dibuat dengan sungguh-sungguh, mengingat nantinya karya ini akan dijadikan referensi bagi banyak orang.
Karya semacam ini nantinya juga akan dipublikasikan sebagai bukti bahwa penulisnya sudah menyelesaikan sebuah karya, baik untuk keperluan syarat kelulusan maupun untuk menambah khazanah keilmuan baru dalam bidang tertentu.
Daftar Isi Artikel
Pengertian Karya Ilmiah
Jika dilihat dari arti tiap kata, maka karya ilmiah adalah sebuah hasil pekerjaan yang dalam proses pembuatannya melibatkan langkah ilmiah. Setiap karya yang diciptakan harus mengikuti struktur karya ilmiah yang sudah menjadi standar.
Dengan kata lain, karya ilmiah merupakan tulisan yang disusun secara sistematis dan mengandalkan logika serta dalam penulisannya harus sesuai dengan peraturan keilmuan yang berlaku. Dikarenakan karya ini bersifat ilmiah, maka penulisannya memang berdasarkan hal yang logis, sehingga bisa diukur secara objektif.
Gaya bahasa dalam karya ilmiah haruslah lugas, serta tidak menimbulkan multitafsir bagi siapapun yang membacanya. Penulisannya juga tidak boleh berbelit dan bertele-tele serta tentunya mengikuti kaidah penulisan di dalam PUEBI.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
- Mengangkat masalah yang mengusik logika
- Data yang digunakan berupa fakta dan bisa dipercaya
- Menggunakan analisis yang objektif
- Pendapat yang diungkapkan haruskan berdasar dari banyak sumber teori dan merujuk pada karya maupun pendapat ahli yang sudah ada sebelumnya
- Menggunakan bahasa yang ringkas dan lugas serta mudah dimengerti
3 Struktur Umum Penulisan Karya Ilmiah
1. Pendahuluan
Bagian ini berisi mengenai dasar-dasar dilakukannya penelitian ilmiah, topik/tema masalah yang diangkat, serta mekanisme penyelesaian masalah.
2. Isi dan Pembahasan
Setelah pendahuluan, masuk ke bagian isi dan pembahasan yang bisa terdiri lebih dari 1 BAB. Tergantung pada seberapa rumit tingkat pembedahan topik penelitian.
3. Kesimpulan
Terakhir adalah kesimpulan, bagian ini berisi tentang hasil akhir analisis. Pada umumnya, kesimpulan berisi penjelasan yang ditulis secara singkat, padat, dan jelas mengenai hasil analisis yang didapatkan. Jadi, tidak membutuhkan lebih dari 1 BAB.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (KTI) yang Baik dan Benar
BAB I Pendahuluan
- Latar Belakang Masalah
Pemaparan singkat, jelas, dan logis mengenai suatu kegiatan ilmiah guna menjelaskan alasan teoritis faktual, tentang kenapa topik tersebut harus dijawab melalui penelitian.
- Rumusan Masalah
Daftar pertanyaan kritis bersifat fleksibel yang didapatkan dari pernyataan umum dalam masalah penelitian. Rumusan masalah ditulis dalam bentuk pertanyaan dengan pedoman W5 1H.
- Tujuan Penelitian
Penjelasan singkat tentang maksud dilakukannya penelitian, serta tujuan apa yang ingin dicapai oleh penulis melalui penelitian tersebut.
- Manfaat Penelitian
Pemaparan mengenai manfaat / kegunaan penelitian yang dilakukan, khususnya sumbangsih dalam dunia keilmuan atau akademik.
BAB II Kerangka Teori
- Landasan Teori
Seperangkat konsep batasan serta proposisi yang mampu menghadirkan suatu pandangan sistematis mengenai fenomena dalam proses penelitian, dengan menjelaskan keterkaitan antar variabel secara rinci. Tujuannya adalah untuk memprediksi suatu fenomena yang terjadi.
- Hipotesis Penelitian
Kesimpulan sementara dari kerangka pemikiran peneliti.
- Jenis Penelitian
BAB III Metode Penelitian
- Tujuan dasar
- Tempat pelaksanaan penelitian
- Tujuan umum
- Sifat-sifat masalah
- Ruang lingkup pengujian
- Definisi Konsep dan Operasional Variabel
Definisi konsep adalah konseptual mengenai variabel penelitian, sementara operasional variabel adalah penjelasan sistematik serta operasional mengenai cara mengukur (variabel) dalam sebuah kegiatan penelitian.
- Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi melingkupi seluruh subjek penelitian yang akan diteliti, dan sampel merupakan bagian dari subjek yang dijadikan sebagai bahan penelitian.
- Jenis Sumber dan Teori Pengumpulan Data
Pemaparan detail dan jelas mengenai jenis data yang dipakai dalam proses penelitian, serta bagaimana cara peneliti mengumpulkan data-data tersebut.
- Teknik Analisis/Pengujian Data
Menjelaskan tentang cara pengolahan serta analisa data penelitian.
BAB IV Pembahasan Penelitian
- Gambaran Umum Objek Penelitian
Uraian umum mengenai objek yang akan dijadikan sebagai bahan untuk penelitian.
- Deskripsi Hasil Penelitian
Uraian berisi hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perolehan data di lapangan.
- Pengujian Hipotesis
Pemaparan data dari lapangan yang digunakan untuk menguji hipotesis.
BAB V Penutup
- Daftar Pustaka
- Kesimpulan
- Saran
- Lampiran
Baca juga : Cara Mengutip dari Jurnal dengan Kutipan Langsung & Tidak Langsung
Tahapan Proses Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
1. Tahap Persiapan/Perencanaan
Langkah pertama dalam mengimplementasikan sistematika penulisan karya ilmiah adalah membuat persiapan. Tahap ini sangat penting, mengingat Anda harus sudah mulai merencanakan berbagai aspek, mulai dari menentukan topik penelitian, rumusan tujuan, identifikasi pembaca, dan juga cakupan ruang lingkup karya ilmiah yang akan ditulis.
2. Pengumpulan Informasi
Di tahapan ini, Anda sudah mulai mengumpulkan informasi yang akurat dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal online, wawancara dengan narasumber, hingga melakukan observasi. Informasi yang diperoleh tersebut bisa dijadikan sebagai panduan dalam menemukan titik masalah sesungguhnya.
3. Implementasi Draf
Pada tahap ini, Anda harus terlebih dahulu mempersiapkan bahan referensi yang sesuai dengan topik penelitian. Apalagi, setiap karya tulis ilmiah memiliki metode pengerjaan yang berbeda, tergantung pada jenis karya seperti apa yang sedang Anda kerjakan.
Dalam menyusun draft, Anda bisa mengikuti panduan di bawah ini:
- Ekspresikan ide dalam bentuk coretan kasar
- Mengembangkan gagasan kreatif yang masih bersifat tentatif
- Fokus pada gagasan, dan bukan aspek mekanik
4. Tahapan Revisi
Dalam mengerjakan sebuah karya ilmiah, tentu tidak ada penulis yang kebal dari revisi. Pasti ada saja bagian-bagian yang harus diperbaiki, ditambah, dikurangi, dihilangkan, dan ditata ulang, sehingga sesuai dengan kebutuhan para pembaca. Oleh sebab itu, sebelum disajikan kepada pembaca, ada baiknya meminta saran dari teman terlebih dahulu.
5. Tahap Penyuntingan
Setelah mengetahui bagian mana yang harus direvisi, terakhir adalah proses menyunting karya ilmiah. Termasuk evaluasi perubahan aspek mekanik karangan, seperti huruf kapital, struktur kalimat, ejaan, tanda baca, kosakata, istilah, format karangan, dan sebagainya. Pada tahap ini, kekurangan dari karya ilmiah akan lebih terminimalisir.
6. Publikasi
Apabila penulisan karya ilmiah ditujukan untuk publik, contohnya jurnal. Artinya Anda harus mempublikasikannya supaya karya tersebut dapat dinikmati, dan diambil manfaatnya oleh orang lain. Penerbitan dapat dilakukan melalui media cetak, maupun online tergantung keinginan dari penulis itu sendiri.
7. Evaluasi
Untuk mengukur tingkat kemampuan dalam mengerjakan karya ilmiah, maka diperlukan evaluasi. Dengan begitu, maka tulisan Anda akan menjadi semakin sempurna kedepannya. Karena dengan evaluasi seseorang jadi tahu di mana titik kelemahan, dan kekurangannya dalam membuat karya tulis tersebut.
Baca juga : Perbedaan Jurnal dan Paper
Rangkuman Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Selain mengetahui rangkaian penyusunan karya yang baik dan benar, di bawah ini adalah beberapa struktur penyempurna sistematika penulisan karya ilmiah yang wajib Anda ketahui:
- Halaman judul
- Lembar persetujuan
- Abstrak/Gambaran singkat seluruh hasil karya beserta dengan penjelasan prose pembuatan tulisan
- Kata pengantar
- Daftar isi
- Daftar tabel
- Daftar gambar
- Daftar lampiran
Contoh Jenis Jenis Karya Ilmiah
1. Skripsi
Karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa tingkat strata 1 (S1), dan merupakan tugas wajib yang harus dikerjakan pada semester akhir. Skripsi umumnya menjadi salah satu syarat utama untuk lulus kuliah.
Penelitian pada skripsi masih termasuk dalam skala kecil, namun dikerjakan dengan mendalam, kemudian disusun dalam bentuk laporan.
2. Makalah
Jenis makalah dikerjakan oleh siswa mulai jenjang SMP, SMA, hingga mahasiswa semester awal karena sering dijadikan sebagai tugas kuliah.
Kajian makalah biasanya masih level ringan karena tidak membutuhkan penelitian lebih dalam. Jadi, hanya membahas masalah yang ada di permukaan saja.
3. Kertas Kerja
Karya ilmiah satu ini ditulis dengan berdasarkan pada data yang ada di lapangan, dan umumnya bersifat empiris objektif. Terutama pada kajian ilmiah di bidang teori akuntansi, atau manajemen akuntansi, karena kertas kerja adalah karya ilmiah yang sering dijadikan alat bantu untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.
4. Tesis
Bagi mahasiswa magister/S2 yang ingin mendapatkan gelarnya, maka wajib membuat karya ilmiah tesis. Penelitian yang dilakukan pada tesis cenderung lebih dalam dan kompleks dibandingkan skripsi, karena tesis diharapkan dapat memberikan hasil lebih akurat dari suatu topik permasalahan.
Sistematika penulisan karya ilmiah merupakan aspek penting yang wajib diketahui penulis sebelum memulai melakukan penelitian.
Pasalnya, tanpa mengetahui struktur yang benar, maka hasil susunan tulisan yang dibuat bisa melenceng keluar dari jalur atau kaidah keilmuan. Setelah mengetahui rangka penulisannya, maka akan lebih mudah mengidentifikasi tahapan penelitian.