Take home pay (THP) adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia kerja, khususnya bagi karyawan dan pemberi kerja. Namun, apakah Anda sudah memahami apa itu take home pay dan bagaimana cara menghitungnya? Artikel ini akan menjelaskan pengertian take home pay, perbedaannya dengan gaji pokok, cara menghitung take home pay dan contoh perhitungannya.
Pengertian Take Home Pay
Take home pay adalah penghasilan bersih yang diterima oleh karyawan setiap bulannya setelah dikurangi oleh komponen pemotong gaji. Komponen pemotong gaji bisa berupa pajak penghasilan (PPh 21), iuran BPJS Kesehatan, iuran BPJS Ketenagakerjaan, atau beban lain seperti utang karyawan pada perusahaan.
Take home pay juga bisa disebut sebagai gaji bersih atau gaji netto. Take home pay berbeda dengan gaji kotor atau gaji bruto yang merupakan jumlah total penghasilan karyawan sebelum dipotong oleh komponen pemotong gaji.
Perbedaan Take Home Pay dengan Gaji Pokok
Banyak orang yang mengira bahwa take home pay sama dengan gaji pokok. Padahal, keduanya memiliki pengertian dan nominal yang berbeda. Gaji pokok adalah salah satu komponen dalam penghasilan karyawan yang ditetapkan berdasarkan tingkat atau jenis pekerjaannya. Gaji pokok paling sedikit 75% dari jumlah gaji pokok dan tunjangan tetap, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.
Selain gaji pokok, penghasilan karyawan juga terdiri dari tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap. Tunjangan tetap adalah komponen gaji yang diterima secara rutin oleh karyawan setiap bulannya, seperti tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, atau tunjangan transportasi. Tunjangan tidak tetap adalah komponen gaji yang diterima secara tidak rutin oleh karyawan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti prestasi karyawan dan laba perusahaan. Contohnya adalah bonus, uang lembur, atau insentif.
Jadi, take home pay bukan hanya gaji pokok, tetapi juga mencakup tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap yang sudah dikurangi oleh komponen pemotong gaji.
Cara Menghitung Take Home Pay
Untuk menghitung take home pay, Anda perlu mengetahui komponen-komponen yang terlibat dalam perhitungan tersebut. Secara sederhana, rumus menghitung take home pay adalah:
Take home pay = (Pendapatan rutin + Pendapatan insidentil) – (Komponen pemotong gaji)
Rumus lain:
Take Home Pay = (Gaji Pokok + Tunjangan Tetap + Tunjangan Tidak Tetap) – (PPh 21 + Iuran BPJS Kesehatan + Iuran BPJS Ketenagakerjaan + Pinjaman + Potongan Lainnya
Keterangan:
Pendapatan rutin adalah jumlah total gaji pokok dan tunjangan tetap yang diterima oleh karyawan setiap bulannya.
Pendapatan insidentil adalah jumlah total tunjangan tidak tetap yang diterima oleh karyawan pada bulan tertentu.
Komponen pemotong gaji adalah jumlah total pajak penghasilan (PPh21), iuran BPJS, Iuran BPJS Ketenagakerjaan, Utang dan potongan lain yang harus dibayar oleh karyawan.
Contoh Perhitungan Take Home Pay
Untuk memudahkan Anda memahami cara menghitung take home pay, berikut adalah contoh perhitungannya dengan menggunakan data berikut:
Contoh perhitungan take home pay 1:
Seseorang bernama Joko memiliki rincian gaji sebagai berikut:
- Gaji pokok: Rp 5.000.000
- Tunjangan tetap: Rp 1.000.000
- Tunjangan tidak tetap: Rp 500.000
- Pajak penghasilan: Rp 450.000
- Iuran BPJS Kesehatan: Rp 100.000
- Iuran BPJS Ketenagakerjaan: Rp 150.000
- Utang karyawan: Rp 200.000
Dengan menggunakan rumus di atas, maka take home pay yang diterima oleh karyawan adalah:
Take home pay = (Rp 5.000.000 + Rp 1.000.000) + (Rp 500.000) – (Rp 450.000 + Rp 100.000 + Rp 150.000 + Rp 200.000)
Take home pay = Rp 6.000.000 + Rp 500.000 – Rp 900.000
Take home pay = Rp 5.600.000
Jadi, karyawan tersebut akan menerima take home pay sebesar Rp 5.600.000 pada bulan tersebut.
2. Contoh perhitungan take home pay 2
Misalkan seorang karyawan bernama Budi memiliki gaji pokok Rp 5.000.000 per bulan. Dia juga mendapat tunjangan tetap Rp 1.000.000 dan tunjangan tidak tetap Rp 500.000. Pajak penghasilannya Rp 250.000, iuran BPJS Kesehatannya Rp 100.000, iuran BPJS Ketenagakerjaannya Rp 200.000, pinjamannya Rp 300.000, dan potongan lainnya Rp 50.000.
Maka take home pay Budi adalah:
THP = (Rp 5.000.000 + Rp 1.000.000 + Rp 500.000) – (Rp 250.000 + Rp 100.000 + Rp 200.000 + Rp 300.000 + Rp 50.000)
THP = Rp 6.500.000 – Rp 900.000
THP = Rp 5.600.000
Jadi, Budi bisa membawa pulang gaji sebesar Rp 5.600.000 setiap bulannya.
Tips Mengelola Take Home Pay Secara Efektif
Take home pay merupakan sumber utama pendapatan bagi sebagian besar orang, sehingga penting untuk mengelolanya secara efektif agar dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan keuangan.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda mengelola take home pay secara efektif:
1. Buat anggaran bulanan
Anggaran bulanan adalah alat yang berguna untuk mengatur pengeluaran dan menabung sesuai dengan pendapatan. Anda dapat membuat anggaran bulanan dengan mencatat semua sumber pendapatan dan pengeluaran yang rutin, seperti makanan, transportasi, tagihan, cicilan, asuransi, dan lain-lain. Selain itu, Anda juga perlu menyisihkan dana darurat untuk mengantisipasi keadaan yang tidak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan.
2. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan
Kebutuhan adalah hal-hal yang esensial untuk hidup, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan. Keinginan adalah hal-hal yang diinginkan tetapi tidak harus dimiliki, seperti hobi, liburan, gadget, dan lain-lain.
Untuk mengelola take home pay secara efektif, Anda perlu membedakan antara kebutuhan dan keinginan, dan mengutamakan kebutuhan terlebih dahulu. Jika ada sisa uang setelah memenuhi kebutuhan, Anda dapat menggunakannya untuk membeli keinginan sesuai dengan prioritas dan anggaran.
3. Berinvestasi untuk masa depan
Investasi adalah cara untuk mengembangkan uang Anda dengan menempatkannya pada instrumen yang memberikan imbal hasil di masa depan. Investasi dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti pendidikan anak, pensiun, atau membeli rumah.
Ada berbagai jenis investasi yang dapat dipilih sesuai dengan profil risiko, jangka waktu, dan tujuan Anda, seperti saham, obligasi, reksa dana, emas, properti, dan lain-lain. Sebelum berinvestasi, pastikan Anda memahami karakteristik dan risiko dari setiap instrumen investasi.
4. Manfaatkan fasilitas perusahaan
Banyak perusahaan yang memberikan fasilitas atau tunjangan kepada karyawan sebagai bentuk apresiasi atau insentif. Fasilitas atau tunjangan ini dapat berupa asuransi kesehatan, asuransi jiwa, tunjangan transportasi, tunjangan makan, tunjangan pendidikan, bonus, atau program pensiun.
Anda dapat menghemat uang dengan memanfaatkan fasilitas atau tunjangan ini sebaik-baiknya. Misalnya, jika perusahaan Anda memberikan asuransi kesehatan, Anda tidak perlu membayar premi asuransi kesehatan sendiri.
5. Evaluasi secara berkala
Evaluasi secara berkala adalah langkah penting untuk mengukur seberapa efektif Anda mengelola take home pay. Anda dapat melakukan evaluasi secara berkala setiap bulan atau setiap tiga bulan dengan mengecek kembali anggaran bulanan Anda.
Apakah Anda berhasil menaati anggaran? Apakah ada pengeluaran yang bisa dikurangi atau dieliminasi? Apakah ada pendapatan tambahan yang bisa dimaksimalkan? Apakah tujuan keuangan Anda tercapai sesuai dengan rencana? Dengan melakukan evaluasi secara berkala, Anda dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan Anda dalam mengelola take home pay dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
Demikianlah penjelasan tentang take home pay, perbedaannya dengan gaji pokok, cara menghitungnya, dan contoh perhitungannya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang penghasilan karyawan.
Baca juga:
- Tugas Staff Operasional
- Gaji Kerja di Pertambangan Mineral
- 16 Pekerjaan Dengan Gaji 15 Juta Per Bulan
- Gaji Karyawan Mixue
- Gaji Operator Produksi
- Gaji Karyawan KFC
- Gaji Karyawan Bioskop