Apa tegese anak polah bapa kepadrah? Ungkapan ini sangat relate dengan banyaknya peristiwa yang melibatkan anak akhir-akhir ini. Anak yang seharusnya berada pada masa bermain dan melakukan kegiatan positif, justru melakukan tindakan negatif yang merugikan anak lain bahkan orang dewasa. Dampaknya, tidak hanya merugikan anak namun juga menyeret orang tua pada kasus tersebut.
Artikel kali ini mengulas tegese, gawe ukara (kalimat) dan insight lain yang berkaitan dengan ungkapan anak polah bapa kepradah. Yuk langsung kita simak!
Anak Polah Bapa Kepradah Tegese
Ungkapan dalam Bahasa Jawa sebagian besar disusun dengan ragam kata yang halus. Anak Polah Bapa Kepradah, salah satu ungkapan yang sering kita dengar saat berkomunikasi maupun pelajaran Basa Jawa di sekolah. Nah, mari kita ulas apa arti anak polah bapa kepadrah!
- Anak tegese anak kandung
- Polah tegese tindakan atau tingkah laku (mengarah kepada banyak tingkah laku yang kurang baik)
- Bapa berarti ayah atau orang tua kandung
- Kepadrah berarti dampak (mengarah kepada dampak yang buruk seperti menanggung malu)
Sehingga, arti Anak Polah Bapa Kepradah Adalah orang tua menanggung malu karena perbuatan yang telah dilakukan oleh anak kandungnya sendiri. Bisa juga diartikan bahwa tindakan apapun yang anak lakukan, akan berdampak kepada orang tua.
Karena ungkapan ini berasal dari Basa Jawa, seringkali kita menemui pertanyaan ‘Apa tegese Anak Polah Bapa Kepradah?’ Tegese yaiku kelakuan anak bakal ditanggung dampake karo uwong tuwo.
Orang tua akan menerima dampak dari apapun yang anak mereka lakukan. Hukuman ini dapat berupa aib, beban penderitaan, rasa malu, hukuman bahkan sanksi sosial.
Peristiwa atau kejadian yang mencerminkan ungkapan anak polah bapa kepradah sangat sering kita temui saat ini di masyarakat. Akhir-akhir ini seorang anak yang melukai orang lain, menyebabkan ayahnya di pecat dari tempat bekerja. Kejadian ini pasti menimbulkan rasa malu bagi orang tua. Tidak hanya itu, orang tua juga harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah anak lakukan.
Peristiwa yang dilakukan oleh anak, apapun bentuknya tidak luput orang tua juga akan ikut terbawa-bawa. Nah, sebaiknya kita sebagai anak melakukan kegiatan positif yang nantinya membanggakan orang tua. Paling tidak, kita berusaha tidak membuat orangtua menderita atau terkena masalah karena ulah buruk kita.
Anak Polah Bapa Kepradah Kalebu Tembung
Pertanyaan terkait “Anak Polah Bapa Kepradah Kalebu Tembung Apa?” juga sering ditemui pada pembelajaran Basa Jawa. Nah, jawabannya adalah tembung saloka. Yuk, kita simak dulu apa itu tembung saloka?
Pengertian Tembung saloka yaiku unen-unen sing ajeg tembunge ngemu surasa pepindhan sing dipepindhanake uwonge lan iso nganggo pepindhan kewan utawa barang. Artinya tembung saloka yaitu kata-kata yang tetap dalam penggunaannya berisi makna pengandaian, dimana yang diandaikan adalah orang atau dapat pula pengandaian binatang maupun barang.
Tembung saloka berisi pengandaian, dalam hal ini kata disusun sangat indah. Mengapa tembung saloka disusun sangat indah? Hal ini agar lawan bicara nyaman mendengar kalimat yang diungkapkan. Tidak hanya itu, masyarakat jawa menjunjung tinggi nilai sopan santun. Sehingga, penggunaan kata yang indah bermaksud tidak menyinggung lawan bicara atau orang lain.
Anak Polah Bapa Kepradah Paribasan Kuwi Migunakake Purwakanthi
Sebelumnya, kita simak dulu apa pengertian purwakanthi?
Purwakanthi adalah susunan kata pada bagian belakang yang memperhatikan bentuk swara (vokal) atau sastra (konsonan) yang disebutkan sebelumnya (di awal). Nah, purwakanthi terbagi menjadi tiga macam yaitu: purwakanthi swara, purwakanthi sastra dan purwakanthi basa.
- Purwakanthi swara yaiku unen-unen kang runtut swarane (vokal), artinya kata yang runtut adalah suaranya (huruf vokal)
Tuladha:
Gemi setiti ngati-ati: huruf yang runtut i
Bungah susah iku lumrah: huruf yang runtut u
Bagas waras: huruf yang runtut a
Bareng wis makmur, lali marang sedulur
Bungah susah iku lumrah
Aku lara paling para
- Purwakanthi sastra yaiku unen-unen kang runtut sastrane (kongsonan), artinya kata yang runtut adalah hurufnya (konsonan)
Tuladha :
Tata titi Tatas titis: huruf yang runtut t
Cecer cicir cewet: huruf yang runtut c
Asah, asih, asuh
Babat, bibit, bobot, bebet
Saya suwe saya sumengka
Kala kula kelas kalih kula kulak kalo
- Purwakanthi basa/lumaksita yaiku unen-unen kang kadhapuk saka rong gatra. Pungkasane gatra kapisan, dadi wiwitane gatra kapindho. Artinya, kata yang sudah di sebut sebelumnya (di depan) akan diulang kembali pada bagian selanjutnya.
Tuladha :
Asung bekti, bektine kawula marang gusti: mengulang kata bekti
Bibis tasik, tasik madu wino tirto: mengulang kata tasik
Durna putra, putra putri madukara: mengulang kata putra
Nemu kembang, kembange wangi, wangine gawe keblinger
Jarwa pinter, pintere satriya ing pringgondani
Bayem arda, ardane ngrusak busana
Kolik priya, priyagung anjani putra
Kesimpulannya, Anak Polah Bapa Kepradah migunakake purwakanthi guru swara (menggunakan purwakanthi guru swara). Mengapa? Karena kata yang runtut menggunakan huruf vokal a.
Wong Tuwa Melu Nanggung Tumindake Anak Iku Tegese Paribasan
Wong Tuwa Melu Nanggung Tumindake Anak Iku Tegese Paribasan Anak Polah Bapa Kepradah. Hal ini sama dengan arti yang telah kita sebutkan sebelumnya, bahwa apapun tindakan yang anak lakukan akan berdampak pada orangtuanya. Hendaknya, anak tidak melakukan kegiatan atau tindakan yang merugikan orang lain, karena akan merugikan orang tua kita juga.
Gawe Ukara Saka Tembung Anak Polah Bapa Kepradah
Membuat kalimat akan memudahkan dalam memahami makna. Yuk, mari kita buat kalimat dengan tembung anak polah bapa kepradah!
- dadi anak polah bapa kepradah. (Artinya, Simbah berpesan supaya cucunya tidak menjadi anak yang menyebabkan orangtuanya kesulitan)
- Bocah saiki kadang lali karo unggah ungguh dene anak polah bapa kepradah. (Artinya, anak sekarang terkadang lupa dengan sopan santun padahal yang mereka lakukan akan berdampak pada orang tua).
- Berita ing internet lan TV dadi bukti asli paribasan anak polah bapa kepradah. (Artinya, berita di internet dan TV menjadi bukti nyata peribahasa apa pun tindakan anak berdampak pada orang tuanya).
Kesimpulan:
Anak polah bapa kepradah tegese yaiku kelakuan anak bakal ditanggung dampake karo uwong tuwo. Dalam Bahasa Indonesia, berarti orang tua menanggung malu karena perbuatan yang telah dilakukan oleh anak kandungnya sendiri. Bisa juga diartikan bahwa tindakan apa pun yang anak lakukan, akan berdampak kepada orang tua.
Nah, itulah artikel terkait tegese anak polah bapa kepadrah dan gawe ukara (membuat kalimat). Bila artikel ini memberikan jawaban terkait pertanyaan yang kamu cari, bagikan juga ke teman yang lain agar bermanfaat. Kitapunya juga menyediakan artikel menarik yang berkaitan dengan pendidikan, basa jawa dan karir. Dapatkan update tiap minggu ya!